TEKNOLOGI KECERDASAN BUATAN DALAM BIDANG KESEHATAN
Penerapan
AI dalam Bidang Kesehatan
A. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Dewasa ini perkembangan komputer sangat pesat dan
dimaksimalkan untuk menggantikan beberapa peran dar manusia seperti menghitung,
memprediksi, mengenali masalah, menggambar atau bahkan menghibur.
Disamping peran-peran tersebut, ada satu peran
penting yang saat ini dicoba untuk digantikan oleh komputer, yaitu kecerdasan.
Sebuah film yang berjudul “Transformer” menggambarkan robot-robot yang cerdas
yang memiliki kemampuan untuk berpikir untuk mewujudkan keinginan mereka. Film
tersebut menunjukkan imajinasi manusia tentang robot cerdas.
Saat inipun para ilmuwan telah berhasil menciptakan
robot yang mendekati kecerdasan manusia. Robot ASIMO dari Jepang mampu
menentukan lokasi, mempelajari lingkungan sekitarnya dan bergerak ke sebuah
lokasi.
Di bidang biometrik, komputer dapat dipakai untuk
mengenali wajah, sidik jari, retina mata dan lain-lain sehingga dapat dipakai
untuk mengidentifikasi pengguna (user) komputer atau dapat diaplikasikan di
bidang lain seperti bidang kesehatan.
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan
didefinisikan sebagai cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan tingkah laku
cerdas, belajar dan beradaptasi pada sebuah mesin. Dengan demikian bidang ilmu
komputer merupakan dasar untuk membangun mesin cerdas.
2. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diaplikasikan dari
kecerdasan buatan ini adalah :
a. Deduksi
Deduksi merupakan upaya penyelesaian masalah
selangkah demi selangkah dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan kombinasi
yang terjadi (kombinatorik). Bahkan saat ini dikembangkan mesin intuitif yang
dapat menyelesaikan masalah secara intuitif yang dapat dilakukan manusia.
b. Representasi Pengetahuan
Mesin cerdas memerlukan basis pengetahuan untuk
menyelesaikan masalah yang tersimpan dalam sebuah basis data (database).
Representasi pengetahuan ini berbentuk obyek, hubungan antar obyek, properti,
pengetahuan, situasi, kejadian, sebab akibat dan lain-lain.
c. Belajar
Mesin cerdas dimanfaatkan untuk mengenali perubahan
pola yang kompleks berdasarkan basis data dan membuat sebuah keputusan berdasarkan
data tersebut.
d. Natural Language Processing (NLP)
NLP merupakan mesin yang dapat membaca dan memahami
bahasa yang diucapkan manusia sehingga interaksi mesin cerdas dengan manusia
berjalan melalui interaksi yang lebih alami.
e. Gerakan dan Manipulasi
Saat ini sudah ada robot yang bisa menuruni tangga,
berjoget, berjalan mengatasi rintangan dan sebagainya.
f. Persepsi
Mesin cerdas mampu mengenali input audio visual
seperti suara, wajah dan lain-lain.
g. Kecerdasan Sosial
Emosi dan kemampuan sosialiasi juga menjadi topik
penting dalam pengembangan mesin cerdas. Sebelum berinteraksi mesin harus
mengenali emosi lawannya sehingga dapat memberikan respon emosi balasan.
B. Contoh implementasi AI dalam bidang
kesehatan
1. Rekam
Medik Elektronik (Electronic Medical Record/EMR)
a) Penjelasan
Rekam medik merupakan basis data yang berisi berbagai catatan medis pasien di
sebuah institusi pelayanan kesehatan. Pencatatan dan penyimpanan data pasien
ini bertujuan agar dapat dimanfaatkan kembali atau untuk mengenali pola
kesehatan pasien.
Media rekam medik berkembang dari waktu ke waktu.
Saat ini rekam medik menggunakan kertas sebagai media penyimpanan. Tetapi
kertas memiliki banyak kelemahan seperti dalam akses data, tempat penyimpanan
dan keawetannya sehingga rekam medis berkembang dengan menggunakan media
elektronik.
Rekam medik elektronik menyimpan data elektronik
dalam berbagai media penyimpanan seperti harddisk, smartcard, flashdisk dan sebagainya,
bahkan ada juga yang disimpan dalam website tertentu.
b) Aplikasi
Kecerdasan Buatan Dalam Rekam Medis Elektronik
Rekam medik memanfaatkan kelebihan komputer untuk
menginput, menyimpan, mengolah dan memanfaatkan data rekam medis seorang pasien
sehingga komputer diharapkan dapat melakukan diagnosis dan menentukan tindakan
medis untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penerapan kecerdasan buatan (dari komputer) untuk
rekam medik elektronik menggunakan teknik reasoning. Teknik reasoning
memungkinkan komputer mengambil sebuah keputusan berdasarkan pengetahuan (data)
dan aturan (rule) yang dimasukkan dan diproses dalam bentuk basis pengetahuan
(knowledge base). Kecerdasan komputer dapat ditingkatkan dengan memasukkan
fakta atau rule yang merupakan penemuan baru ke dalam knowledge base.
Sistem Pakar merupakan salah satu contoh penerapan
kecerdasan komputer dalam rekam medik elektronik. Sistem pakar mengalihkan
keahlian tenaga medis ke media elektronik seperti komputer untuk kemudian
dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli.
sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer
yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh
tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan.
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan,
penilaian, pengalaman, metode khusus serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini
dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah.
Pengalihan keahlian tenaga medis ke komputer dan ke tenaga medis lain
membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli atau
sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi
pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di
komputer disebut sebagai basis pengetahuan (knowledge base) yaitu: fakta dan
prosedur (biasanya berupa aturan).
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem
pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan
sebagai basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data
maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi (mengambil
kesimpulan). Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi
(inference engine) dan setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi sistem tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan.
Sistem pakar dalam rekam medik elektronik
menggunakan basis pengetahuan yang berasal dari para tenaga medis ahli dan
digunakan untuk mengambil sebuah keputusan kesehatan serta menentukan tindakan
medis untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami pasien. Selnjutnya setiap
aktivitas dalam penggunaan sistem pakar disimpan sebagai data elektronik dalam
rekam medik elektronik.
2. Kecerdasan
buatan untuk analisis kondisi ginjal pasien
Pengembangan perangkat lunak berbasis kecerdasan
buatan untuk menganalisis dan memprediksi data keluaran renograf dual probe
(BI-756) telah dilakukan dengan baik. Renograf dual probe (BI-756) adalah
perangkat medis hasil rekayasa desain dan pabrikasi BATAN. Bantuan dokter ahli
yang berpengalaman sangat dibutuhkan untuk menganalisis kondisi ginjal pasien
dengan tepat. Karena keberadaan dokter ahli yang berpengalaman di bidang
analisis ginjal sangat terbatas, masalah ini bisa diatasi dengan menyediakan
suatu sistem perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan yang memiliki
pengetahuan dan analisis komprehensif dari dokter ahli yang berpengalaman.
Tujuan penelitian adalah mengembangkan perangkat lunak yang dapat menganalisis
kondisi ginjal pasien dengan tepat. Perangkat lunak yang dikembangkan mampu
memprediksi kondisi ginjal pasien dengan tepat. Data masukan perangkat lunak
yang dikembangkan adalah data keluaran digital dari renograf dual probe
(BI-756). Perangkat lunak telah diujikan terhadap data pasien yang sesungguhnya
dan kemampuan identifikasi 98 % diperoleh dari 618 data uji. Hasil ini
menunjukkan bahwa perangkat lunak memiliki kemampuan baik dimana hanya dilatih
dengan 6 data saja.
Visi
dan Misi Rumah Sakit Islam Jakarta
Ø Visi
Kami
Rumah sakit bercitra islami pilihan masyarakat.
Ø Misi
Kami
a) Mewujudkan
SDI rumah sakit yang kompeten dan profesional yang berkepribadian islami
sebagai kader Muhammadiyah.
b) Memberikan
pelayanana prima dan islami yang didukung dengan teknologi kedokteran terkini
dengan unnggulan kesehatan ibu dan anak.
c) Melaksanakan
manajemen mutu yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
d) Menjalin
jejaring dengan institusi pendidikan dan kesehatan lainnya.
Ø Motto
Kami
"Bekerja sebagai ibadah, Ihsan dalam
pelayanan".
Ø Kebijakan
Mutu
Rumah sakit islam jakarta sukapura senantiasa meningkatkan
sistem manajemen mutu yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan dan
keselamatan pasien melalui pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan akurat.
Teknologi
yang digunakan di Rumah Sakit Islam Jakarta
Ø MRI(Magnetic resonance imaging)
Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik adalah alat pemindai yang
memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar
struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat memberikan informasi struktur tubuh
yang tidak dapat ditemukan pada tes lain, seperti X-ray,ultrasound, atau CT scan.
Pada tes
MRI, tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah mesin dengan magnet yang
kuat. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI berupa foto digital yang dapat
disimpan di komputer untuk dipelajari lebih lanjut.
Alasan Dilakukan MRI
MRI adalah
salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan, dan
sistem rangka dengan resolusi tinggi. Hal itu nantinya dapat membantu dokter
melakukan diagnosis berbagai kondisi.
§
Jantung dan pembuluh darah
MRI yang dilakukan pada jantung atau pembuluh darah bertujuan melihat beberapa hal seperti ukuran dan
fungsi pada serambi jantung, ketebalan dan gerakan dinding jantung dan tingkat
kerusakan akibat serangan jantung. Selain itu dapat juga mendeteksi masalah
struktural pada urat nadi, seperti dinding pembuluh darah yang melemah atau
sobek, maupun radang dan penyumbatan pada pembuluh darah.
§ Otak dan saraf tulang belakang
MRI paling sering digunakan untuk menguji pencitraan otak
dan saraf tulang belakang. MRI pada otak juga dapat dimanfaatkan untuk
pertimbangan langkah operasi otak dengan melakukan identifikasi area bahasa dan
kendali gerakan yang penting. Beberapa penyakit pada otak dan saraf tulang
belakang yang dapat didiagnosis dengan MRI, antara lain stroke, tumor,
aneurisma, multiple sclerosis, cedera saraf tulang belakang, serta
gangguan mata dan telinga bagian dalam.
§ Tulang dan sendi
Pada
bagian tulang dan sendi, MRI dapat membantu mengevalusi kondisi seperti infeksi
tulang, kelainan pada tulang belakang, tumor pada tulang dan jaringan lunak,
dan peradangan sendi. Juga dapat mengetahui kondisi abnormal pada sendi yang
disebabkan cedera traumatis atau berulang.
§ Payudara
MRI dapat
digunakan pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara atau bagi
mereka yang memiliki jaringan payudara yang padat. Langkah ini efektif untuk
memberikan informasi tambahan dalam mendeteksi keberadaan sel kanker payudara
selain menggunakan mamografi.
§ Organ internal lain
MRI juga
dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tumor atau gangguan lain dari berbagai
organ tubuh, termasuk hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, prostat
dan testis.
Memperhitungkan Risiko
MRI tidak
menggunakan radiasi X-ray dalam prosesnya. Anda yang menjalani
prosedur tersebut juga tidak akan merasa sakit. Hal ini berarti orang yang
rentan terhadap risiko radiasi X-ray seperti
ibu hamil, bisa menjalani MRI.
Hingga
kini belum ada bukti terhadap risiko dari medan magnet dan gelombang radio
selama penggunaan MRI.
Kemungkinan
rasa tidak nyaman akan dirasakan bagi Anda yang memiliki rasa takut berada di
ruang tertutup (claustrophobia), yang dapat dibicarakan dengan dengan
radiografer atau petugas yang bertanggung jawab di ruang radiologi. Kemungkinan
Anda akan diberikan obat penenang sebelum dipindai.
Yang juga perlu diperhatikan, ada sebagian orang yang tidak
boleh melakukan pemindaian MRI karena adanya logam dalam tubuh. Selain karena
tidak aman, logam itu kemungkinan akan mengganggu gambar yang dihasilkan MRI.
Informasikan pada dokter atau radiografer jika pada tubuh Anda terdapat logam
atau alat elektronik, seperti alat pacu jantung atau pacemaker, implan koklea pada telinga, defibrilator
jantung yang ditanamkan atau katup jantung buatan (artificial heart valves).
Informasikan juga bila pada tubuh Anda terdapat prostesis
sendi logam (metallic joint prostheses), klip
logam (metal clip) atau
peluru, proyektil dan beragam jenis logam lainnya.
Konsultasi
lanjutan diperlukan bagi Anda yang memiliki gangguan ginjal atau gangguan hati
sebelum MRI. Ada proses pemindaian MRI yang memerlukan cairan kontras untuk
hasil terbaik, namun sebaiknya dihindari atau dibatasi jika memiliki gangguan
ginjal atau hati.
Langkah Persiapan
Sebelum
melakukan pemeriksaan MRI, Anda dapat makan dengan normal dan mengonsumsi
obat-obatan seperti biasa, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Pada sebagian
kasus akan diberikan materi kontras, misalnya gadolinium, yang kemungkinan akan
disuntikkan melalui pembuluh darah di tangan atau lengan.
Materi kontras dapat meningkatkan tampilan gambar untuk
detail tertentu. Materi kontras yang digunakan pada MRI umumnya memiliki
kemungkinan lebih rendah menimbulkan reaksi alergi, dibandingkan dengan
yang digunakan pada pemeriksaan CT scan.
Sebelum
Anda diperiksa, maka Anda akan diminta menukar pakaian terusan yang disediakan
oleh rumah sakit dan melepas benda-benda di tubuh Anda. Terutama jika Anda
memakai perhiasan, seperti cincin, kalung, jam tangan, atau jepit rambut. Sama
halnya jika Anda memakai kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu, atau BH
dengan penyangga logam, radiografer akan meminta untuk dilepaskan.
Proses Pemindaian dengan MRI
Pada bagian
tengah mesin MRI yang berbentuk tabung, terdapat tempat tidur yang dapat
digerakkan keluar masuk selama pasien diperiksa secara berbaring. Anda dapat
dimasukkan kaki atau kepala terlebih dahulu, tergantung bagian tubuh mana yang
akan dipindai. MRI akan dioperasikan melalui komputer yang berada di ruangan
terpisah demi menghindari medan magnet dari mesin pemindai.
Anda
dapat berkomunikasi dengan radiografer melalui interkom dan mereka akan
memantau Anda melalui sebuah monitor televisi.
Selama dilakukan pemeriksaan, alat MRI akan mengeluarkan
bunyi yang keras saat menghasilkan arus listrik yang dihasilkan kumparan
pemindai. Penyumbat telinga atau mengenakan headphone dengan musik, dapat berguna meredam
suara.
Hindari
bergerak dan upayakan untuk tetap diam selama pemindaian MRI berlangsung,
sekitar 15 hingga 90 menit. Durasi tersebut tergantung area tubuh yang
diperiksa dan seberapa banyak gambar yang dibutuhkan.
Tergantung
kebutuhan, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan beberapa hal. Misalnya,
menekan ibu jari ke arah jari-jari tangan lain, menggosok kertas amplas, atau
menjawab pertanyaan sederhana. Tujuannya membantu mengetahui bagian otak mana
yang mengendalikan tindakan tersebut. Setelah selesai menjalani proses
pemindaian yang dilakukan tanpa obat penenang, Anda dapat segera kembali
beraktivitas.
Meski
pemindaian MRI tergolong non-invasif dengan risiko yang kecil, sebagian orang
sebaiknya mempertimbangkan kembali penggunaannya. Selalu konsultasikan kepada
dokter mengenai perlu atau tidaknya Anda menjalani pemeriksaan MRI.
Sumber :