PERBANDINGAN E-LEARNING ANTAR NEGARA
PERBANDINGAN
E-LEARNING ANTAR NEGARA
Penerapan
E-Learning di Indonesia
Harus
diakui bahwa pemanfaatan e-learning di Indonesia masih tertinggal bila
dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand,
Philippines dan Singapore atau bila dibandingkan dengan di negara-negara maju.
Dikarenakan pengguna internet di Indonesia masih kecil. Di Indonesia, pengguna
internet diperkirakan sebesar 7 juta atau sekitar 3 % dari jumlah penduduk.
Dimana perkembangan internet yang cepat akan mempengaruhi berbagai kegiatan
yang pada dasarnya akan memudahkan siapapun pengguna akses tersebut. Lalu,
mengapa Indonesia masih tertinggal? Berbagai keterbatasan dan fasilitas
berkembangnya internet di Indonesia belum seperti yang diharapkan.Walaupun
jumlah pengguna internet maupun jumlah Internet domains di Indonesia naik
secara tajam, namun pemanfaatan internet untuk pembelajaran masih terbatas.
Padahal di negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, internet dan
fasilitas ICT sudah dimanfaatkan di sekolah sekolah lanjutan. Ini artinya tiap
sekolah lanjutan sudah disedikan fasilitas komputer. Di Malaysia dikenal dengan
istilah SMART School. Sekolah ini bekerjasama dengan Telekom Malaysia di mana
dalam pelaksanaannya bukan saja sekolah memanfaatkan IT dan internet untuk
keperluan proses belajar dan mengajar, tetapi juga dipakai untuk tujuan
efisiensi manajemen pengelolaan pendidikan. Pejabat yang membidangi pendidikan
baik di tingkat distrik, maupun di tingkat nasional dapat memonitor pelaksanaan
dari proses belajar dan mengajar di sekolah secara lebih mudah. Selain keterbatasan
dalam fasilitas, ada masalah lain yaitu cyberlaws di Indonesia yang hingga kini
belum di sahkan. Lalu, harus juga diakui bahwa ketersediaan telepon dan listrik
di daerah-daerah tertentu di Indonesia memang masih terbatas dan karenanya
menghambat bertambahnya pengguna internet.
E-learning
kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak
jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diijinkan menyelenggarakan
pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang ‘Penyelenggaraan
Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh’, maka perguruan tinggi tertentu yang
mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh
menggunakan e-learning, juga telah diijinkan menyelenggarakan-nya.
Lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah
memafaatkan keunggulan e-learning ini untuk program-programnya. Begitu pula
halnya dengan Undang-Undang Pendidikan yang baru nanti, yang segera akan
disahkan oleh DPR, juga akan mengatur penyelenggaraan pendidikan terbuka dan
jarak jauh di Indonesia dengan menggunakan teknologi e-learning.
Penerapan
E-Learning di Korea Selatan
Korea
Selatan terus memantapkan posisi mereka sebagai kekuatan ekonomi di Asia.
Banyak yang berasumsi bahwa faktor pendidikan menjadi motor penggerak kemajuan
negeri ginseng tersebut. Hal tersebut memang sulit disangkal, namun ternyata
ada faktor yang lebih esensial. Pada pertemuan Asia Pasific Economic Cooperation
(APEC) Education Forum yang saya ikuti pekan lalu di Busan, President APEC
e-learning Traning Center Kim YoungHwan menyatakan bahwa rahasia keberhasilan
negaranya adalah Public Private Partnership, alias kemitraan antara pemerintah,
swasta dan masyarakat. Profesor pada Busan National University tersebut
mengungkapkan, setelah merdeka dari Jepang pada tahun 1945, dan paska perang
dengan Korea Utara pada tahun 1953, pemerintah mulai menata kehidupan sosial
dan ekonomi.
Pada
tahun 1970an, Park, Presiden Korea Selatan mengumpulkan para menteri dengan
asosiasi pengusaha, pimpinan bank sentral, bankir, dan berbagai pimpinan
perusahaan. Presiden Park lantas menegaskan bahwa untuk membangun ekonomi Korea
Selatan, mereka harus menggenjot ekspor. Ia pun menanyakan apa saja kendala
yang dialami para pengusaha. Saat itu, banyak pengusaha yang mengeluhkan
lambannya birokrasi dalam merespon perizinan dan hal terkait usaha mereka.
Presiden pun lantas meminta kepada menteri terkait untuk membereskan hal
tersebut. Ia pun hanya memberi tenggat dua minggu untuk menuntaskan masalah
itu.
Alhasil,
secara berkelanjutan, kondisi bisnis di Korea Selatan berangsur membaik.
Semangat para pengusaha pun menguar untuk membantu program pemerintah, terutama
di bidang pendidikan. Mereka menyumbang dana untuk membangun sekolah, dan
infrastruktur. Presiden pun membuat pertemuan bulanan secara rutin antara para
menteri dengan kalangan pengusaha dan masyarakat.
Penerapan
E-Learning di Thailand
Saat
ini, perkembangan Internet menjadi mendunia, kecepatan tinggi, komunikasi
multimedia telah memungkinkan pengembangan e-learning sebagai suatu yang
efektif dalam mengajar dan belajar. Dan Sistem E-Learning mulai dipakai dan
setiap negara-negara berkembang mulai memakai dan menerapkannya. Saya membahas
seperti di Negara Thailand yang sekarang ini mulai mencoba mengembangkan sistem
E-Learning di dalam setiap program pembelajaran. Namun di dalam penerapannya
ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak masalah-masalah yang
timbul dan harus segera di selesaikan. Seperti "KESIAPAN BISNIS",
"KESIAPAN TEKNOLOGI", "PELATIHAN KESIAPAN PROSES",
"KESIAPAN BUDAYA", KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA", dan
"KESIAPAN KEUANGAN". Semua masalah ini harus bisa diatasi oleh
pemerintah Thailand jika mereka ingin menerapkan sistem E-Learning di negara
mereka. Perlu bantuan dari semua kalangan agar dapat mendukung 100% jika ingin
berhasil dengan stkses menerapkan sistem E-Learning.
Langkah
awal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Thailand yaitu seperti memberikan
lebih banyak kesempatan pendidikan bagi orang-orang Thailand suatu kebijakan
penting pemerintah, luas dan sama-sama meningkatkan pengetahuan, baik di daerah
perkotaan dan pedesaan, terlepas dari status ekonomi. Menciptakan lebih banyak
pendidikan peluang akan mengurangi perbedaan antara tingkat pengetahuan
penduduk. Dan yang terakhir yaitu mengembangkan faktor-faktor pendukung
seperti,
Mengembangkan Jaringan
Universitas (UNINET) IT
Mendukung produksi
courseware
Mengembangkan Sistem
Manajemen Pembelajaran (LMS).
Mengembangkan
e-library, e-komunitas dan belajar
Tidak itu saja yang
perlu diperhatikan oleh pemerintah Thailand. Masih banyak yang perlu dipikirkan
seperti dari segi:
·
Kebijakan : Bahwa
seharusnya pemerintah Thailand harus secara 100% mendukung dalam memberikan
kebijakan-kebijakan dalam mengembangkan sistem E-Learning di negara Thailand
itu sendiri seperti memberikan berbagai dukungan di dalam menerapkannya.
·
Teknologi : Bahwa
seharusnya Teknologi juga harus mendukung lebih. Tanpa teknologi yang memadai,
sistem E-learning juga sulit untuk dikembangkan di suatu negara walaupun sudah
berusaha semaksimal mungkin.
·
Keuangan : Bahwa
seharusnya keuangan juga sangat berperan penting dalam mengembangkan sistem
E-Learning. Karena tanpa keuangan yang baik, sistem E-learning tidak dapat
berjalan karena mungkin biaya yang cukup mahal untuk kebutuhan menyiapkan
infrastruktur seperti :Internet, hardware, software dan perangkat lainnya serta
manusia sumber daya seperti dosen, dan teknisi.
·
Sumber Daya Manusia : Bahwa
seharusnya sumber daya manusia juga harus mendukung seperti tersedia
dosen-dosen dan pengajar yang terampil dalam menerapkan sistem E-Learning.
Dari
masalah ini saya dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya penerapan sistem
E-Learning tidak mudah dan perlu beberapa waktu untuk menerapkannya. Semua
perlu proses dan tidak bisa secara instan dan cepat. Dan sebenarnya
Indonesiapun harus bisa mulai belajar untuk menerapkan sistem E-Learning di
negara ini. Karena sistem E-Learning memberikan berbagai keuntungan dan manfaat
yang dapat kita petik di kemudian hari. Dan seharusnya sejak saat ini
Pemerintah juga mulai mengadopsi sistem E-Learning agar dapat kita pakai dalam
proses pembelajaran agar Sumber daya Manusia di Indonesia bisa semakin maju dan
baik. Dan Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah "Kapan Indonesia juga
mau mencoba untuk menerapkannya?" Saya berharap agar Indonesia juga bisa
menyusul negara Thailand agar Sistem Pembelajaran di Indonesia juga bisa
berkembang dan maju seperti negara-negara yang maju lainnya.
Referensi